Tragedi Bintaro
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tragedi Bintaro | |
---|---|
Gerbong Tragedi Bintaro. | |
Detail | |
Tanggal | 19 Oktober 1987 |
Waktu | 06.45 WIB |
Lokasi | Bintaro, Jakarta |
Negara | |
Jalur rel | Tanah Abang-Rangkasbitung |
Operator | Perusahaan Jawatan Kereta Api |
Tipe kecelakaan | Tabrakan berhadapan |
Penyebab | Kesalahan manusia (human errors) |
Statistik | |
Kereta api | 2 |
Tewas | 156 |
Terluka | ± 300 |
Sebuah kereta api ekonomi patas jurusan Tanah Abang - Merak yang berangkat dari Stasiun Kebayoran bertabrakan dengan kereta api ekonomi cepat jurusan Rangkasbitung - Jakarta Kota yang berangkat dari Stasiun Sudimara. Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu kecelakaan paling buruk dalam sejarah transportasi di Indonesia.
Penyelidikan setelah kejadian menunjukkan adanya kelalaian petugas Stasiun Sudimara yang memberikan sinyal aman bagi kereta api dari arah Rangkasbitung, padahal tidak ada pernyataan aman dari Stasiun Kebayoran. Hal ini dilakukan karena tidak ada jalur yang kosong di stasiun Sudimara.
Lokasi
Kecelakaan terjadi di antara Stasiun Pondok Ranji dan Pemakaman Tanah Kusir, Sebelah Utara Sekolah Menengah Umum Negeri 86 Bintaro. Di dekat tikungan melengkung Tol Bintaro, tepatnya di lengkungan "S", berjarak kurang lebih 200 m setelah palang pintu Pondok Betung dan ± 8 km sebelum Stasiun Sudimara.Kecelakaan
Peristiwa bermula atas kesalahan kepala Stasiun Serpong memberangkatkan KA 225 ke Stasiun Sudimara, tanpa mengecek kepenuhan jalur KA di Stasiun Sudimara. Sehingga, ketika KA 225, jurusan Rangkasbitung-Jakarta Kota, tiba di Stasiun Sudimara pada pukul 06.45 WIB, stasiun Sudimara yang punya 3 jalur saat itu penuh dengan KA.- Jalur 1: KA 225
- Jalur 2: KA Indocement hendak ke arah Jakarta juga
- Jalur 3: Gerbong tanpa lokomotif
KA 220 berjalan dengan kecepatan 25 km/j (16 mph) karena baru melewati perlintasan, sedangkan KA 225 berjalan dengan kecepatan 30 km/j (19 mph).
Dua kereta api yang sama-sama sarat penumpang, Senin pagi itu bertabrakan di tikungan S ± Km 18,75. Kedua kereta hancur, terguling, dan ringsek. Kedua lokomotif dengan seri BB303 16 dan BB306 16 rusak berat. Jumlah korban jiwa 156 orang, dan ratusan penumpang lainnya luka-luka.