Senin, 22 September 2014

lokomotif CC 201


Lokomotif CC201 adalah lokomotif buatan General Electric (GE) Transportation jenis U18C. Dibanding lokomotif tipe sebelumnya yaitu CC200, maka tipe CC201 mempunyai konstruksi yang lebih ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 HP. Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar atau 6 gandar penggerak dengan 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan. Lokomotif ini, sama seperti lokomotif GE lainnya, mampu berlari sampai kecepatan 120 km/jam, meskipun kecepatan kereta api saat ini dibatasi maksimal 90 km/jam.
Sepanjang kariernya, lokomotif ini telah berpengalaman menarik berbagai jenis KA, mulai dari eksekutif, bisnis, ekonomi, sampai kereta barang. Namun, saat ini CC201 lebih banyak dioperasikan untuk KA lokal dan KA ekonomi jarak dekat, menengah, maupun jauh.
CC201 juga merupakan salah satu lokomotif GE Transportation yang paling sukses di Indonesia, mengingat ketersediaan suku cadang yang cukup dan mesin yang mirip dengan CC203CC204, dan CC206 (semua bermesin GE 7FDL-8). Posisi lokomotif diesel hidrolik (DH) pun juga banyak tergeser oleh lokomotif ini.

Penggunaan di Indonesia

Lokomotif CC201 terdiri dari empat generasi, yaitu:
  • CC201 generasi I
  • CC201 generasi II
  • CC201 generasi III
  • CC201 rehab (eks-BB203)

CC201 generasi I

Lokomotif CC201 05 (CC201 77 04) berstriping Perumka di stasiun Kutoarjo bersama kereta api Badrasurya.
Lokomotif CC201 generasi I ini didatangkan ke Indonesia pada tahun 1977-1978 sebanyak 38 unit. Awal mula kedatangan lokomotif ini diwarnai dengan peristiwa kecelakaan pada saat lokomotif ini sedang dalam perjalanan dari pabriknya, GE di Amerika Serikat menuju ke Indonesia menggunakan kapallaut. Dalam perjalanannya, kapal yang membawa loko tersebut dihantambadai sehingga menyebabkan jangkar kapal dan muatan-muatan lain yang ada di dalamnya jatuh menimpa tiga dari delapan lokomotif CC201 tersebut. Hal ini membuat bagian depan dari ketiga lokomotif itu ringsek. Sesampainya di Indonesia, lokomotif yang selamat dari musibah itu dapat langsung dioperasikan. Namun untuk loko yang ringsek tidak demikian. Ketiga lokomotif tersebut harus menjalani perbaikan terlebih dahulu selama kurang lebih sebulan.
Ciri-ciri CC201 generasi I ini yaitu pada bagian jaring radiatornya berukuran besar. Selain itu, pada mulanya semua lokomotif generasi ini tidak mempunyai lampu kabut di atas cowhanger seperti CC203/CC204. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit telah dipasangi lampu kabut.
Tujuh unit CC201 generasi I telah dimodifikasi menjadi CC204 pada tahun 2003 dan 2005, yaitu CC201 03 (CC204 01), CC201 11 (CC204 02), CC201 16 (CC204 03), CC201 37 (CC204 04), CC201 32 (CC204 05), CC201 06 (CC204 06), dan CC201 12 (CC204 07).

CC201 generasi II

CC201 47 ketika berwajah Donal Bebek (2005).
CC201 generasi II didatangkan tahun 1983-1984 berjumlah 34 unit. Untuk mengenalinya sangat mudah. Ciri-cirinya sama seperti CC201 generasi I, namun pada jaring radiatornya berukuran kecil. Bentuk kacadepan berbentuk persegi dengan ujung-ujungnya yang lancip. Loko ini pada awalnya juga tidak memiliki lampu kabut. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, semua unit telah dipasangi lampu kabut.
Dahulu di antara loko-loko generasi II ini ada lokomotif yang cukup unik, salah satunya CC201 56 milik Dipo Induk PWT. Keunikannya: pada bagian depannya (short hood) memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan dengan CC201 lainnya. Kotak pasirnya lebih pendek dari yang biasanya dan kaca depannya memanjang ke bawah. Bagian dalamnya juga unik karena hanya terdapat satumeja layanan sehingga kabin masinis pun menjadi lebih luas. Hal yang melatarbelakangi perbedaan tampilan dari loko ini karena dahulu CC201 56 pernah menabrak stoomwalls sehingga mengakibatkan loko ini ringsek parah dan sulit mengembalikannya seperti bentuk semula. Untuk memperbaikinya, Balai Yasa Pengok menyiasatinya dengan cara membuang satu meja layanan dari loko tersebut sehingga otomatis kaca depan harus diturunkan dan kotak pasir pun dipendekkan. Karena bentuknya yang aneh ini, para railfans sering menyebutnya “LokoDonal Bebek (Ducky Locomotive)”. Sebelumnya CC201 47 milik dipo Yogyakarta dan CC 201 76R milik dipo Medan (dulu dipo Jatinegara) juga mempunyai bentuk yang sama seperti CC201 56, namun sekarang bentuk kedua lokomotif tersebut sudah kembali normal seperti layaknya CC201 lainnya setelah menjalani PA (pemeliharaan akhir) di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta.
CC201 48 yang sebelumnya milik dipo lokomotif YK kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT)Sumatera Selatan, untuk memenuhi kebutuhan angkutan penumpang dan barang di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar